Pada
awalnya, usaha ini didirikan di teras rumah kontrakan oleh Jody Brotosuseno dan
istrinya Siti Hariyani (Aniek) di Jalan Cenderawasih no. 30 Yogyakarta.
Usaha ini tidak terlepas dari pengaruh ayah Jody. Sebelum mempunyai usaha sendiri,
mereka berdua telah aktif membantu usaha ayah Jody yang memang telah lebih dulu
berkecimpung di dunia bisnis restoran steak bernama Obonk Steak. Obonk Steak
memang sudah cukup lama berdiri di Yogyakarta dan sasaran konsumen restoran ini
adalah kelas menengah ke atas. Dari sinilah, Aniek (nama panggilan Siti
Haryani) dan Jody mempunyai ide untuk membuka tempat makan steak yang
dapat menyentuh lapisan menengah ke bawah.
Mereka
kemudian memilih nama Waroeng sebagai nama tempat yang mereka dirikan
bukan restoran atau kafe yang nampak mewah. Hal ini dimaksudkan agar dapat
menarik minat mahasiswa. Mereka juga tak segan memasang daftar harga di depan
warung agar calon pembeli dapat mengetahui harga menu mereka yang murah.
Uniknya, Waroeng Steak & Shake menyediakan nasi untuk dimakan dengan steak
(bukan kentang, kacang panjang, wortel, atau jenis makanan lain yang biasa
dimakan bersama steak)
Sampai
di tahun 2012 ini, Waroeng Steak and Shake sekarang sudah mempunyai 48 cabang outlet
yang tersebar di seluruh Indonesia. Medan,
Pekanbaru, Palembang, Lampung, Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang, Solo, Yogyakarta, Bali, Surabaya dan Makassar serta
telah memiliki 1000 atau lebih karyawan yang tersebar di berbagai cabang di
Indonesia. Yang menarik lagi dari bisnis kuliner ini adalah Waroeng Steak and
Shake tidak difranchise-kan alias diwaralabakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar